Foto di atas merupakan salah satu dari sekian banyak kejadian yang saya alami selama hidup 2 bulan di negeri atas awan. Letaknya sekitar 55 km dari Yogyakarta. Nama desanya Pringombo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kami berenam Indah, Etiq, Restu, Widhi, Rudi, dan saya sendiri mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata) UGM antar semester 2007. Tema pokok yang ambil saat itu adalah Pemberantasan Buta Aksara.
Sebelum penerjunan ke lokasi kami diberikan pembekalan, tes kesehatan, dan tes tertulis. Penerjunan ke lokasi pada tanggal 2 Juli 2007, dengan sebelumnya diadakan pelepasan oleh Menteri Pendidikan yakni Pak Bambang Sudibyo. Dengan memakai 3 mobil, 1 truk (berisi 4 buah motor), dan 1 bis kami berangkat ke lokasi. Unit kami terdiri dari 17 mahasiswa, dibagi menjadi 3 sub unit, dan saya masuk ke dalam sub unit pringombo membawahi 1 desa dan 2 dusun. 1 sub unit terdiri atas 5-6 mahasiswa.
Ketika sampai di lokasi ternyata jalalan yang kami tempuh sangat menanjak dan sebagian masih dalam proyek pengaspalan. Pondokan kami terpisah menjadi dua, 3 ekor betina tinggal di rumah Pak Kades (Pak Leman), sedangkan 3 ekor jantan menginap di rumah kabag pemerintahan, Pak Fadholi namanya. Minggu pertama masing-masing mahasiswa harus melaksanakan program pokok kami dengan mencari 18 warga belajar, dan 2 orang tentor lokal. Waktu itu kami mendapatkan 90an warga belajar. Bulan2 pertama begitu berat kami jalani, karena harus cepat menyesuaikan dengan cuaca (dingin buanget!), iklim, begitu juga ramah tamah dengan para penduduk.
Pembelajaran dilaksanakan selama satu setengah bulan, setiap malam kami harus memberi pelatihan kepada para orang tua berupa baca, tulis, dan hitung. Sedangkan siangnya kami gunakan untuk program2 bantu, dan individu. Tercatat program bantu saya adalah pengenalan komputer, pendataan KK & KTP, Workshop Ibu2 PKK, dan Pelatihan Pramuka. Program yang saya kerjakan antara lain Pemotretan untuk pembuatan KTP, Pemberian pelajaran Bahasa Jawa & Bahasa Indonesia di SD, Lomba Mewarnai, Peningkatan gizi anak (pemberian susu gratis), Pembuatan papan penunjuk arah desa, dan Pengecatan Gapura menyambut HUT RI ke-62.
Pekerjaan semakin berat ketika kami memasuki bulan Agustus, berbagai program pokok maupun individu dilaksanakan pada bulan itu. Kami juga diberikan tanggung jawab menjadi panitia HUT RI KE-62, dengan rincian kegiatan lomba-lomba, pertunjukan, dan Upacara Bendera.
Memasuki akhir bulan Agustus kami berjuang dengan ekstra keras, karena harus membuat laporan pelaksanaan. Komputer yang kami bawa hanya satu, sedangkan kami berenam. Udah komputernya cm satu listrik juga sering mati, huffff......Sikap rela mengalah dan saling menghormati begitu terasa saat itu. Segala sesuatu kami kerjakan dengan penuh rasa persaudaraan, walaupun ada sedikit ketidakcocokan diantara kami. Hanya kesadaran untuk menuntaskan program inilah yang mampu membuat kami semangat dan melupakan apa yang telah terjadi.
Saat-saat pembuatan laporan, kami disibukkan juga oleh resepsi pernikahan di rumah Pak Fadholi, pondokan saya waktu itu. Pengerjaan Laporan sempat kami tinggalkan untuk membantu acara resepsi itu yang berlangsung 3 hari. Saya kebagian dekorasi dan dokumentasi...hehehehehe!!
Seiring pembuatan laporan, kami juga menyiapkan acara perpisahan. Hahahahaha....ternyata warga desa meminta kami untuk mengadakan acara hiburan, yaitu ORGAN TUNGGAL!!!! hahahaha...dangdut???Pastinya!!!!!!!
2 bulan cepat berlalu, tanggal 31 Agustus kami meninggalkan lokasi itu dengan perasaan haru. Banyak warga desa yang melepaskan kepergian kami. Isak tangis pun tak terelakkan, saya juga sempat meneteskan air mata waktu itu, hikss....
Seitibanya di Yogyakarta kami merayakan dengan makan sepuasnya di salah satu rumah makan di Jalan Kaliurang, hmmm...enak kenyanggggg.....!!!!!!
Banyak hal yang dapat saya dapatkan selama hidup 2 bulan di negeri atas awan itu, kehidupan bermasyarakatnya sangat jauh berbeda dengan di kota, terutama rasa persaudaraannya.